Manusia merupakan makhluk sempurna
Mengapa
dahulu, pada saat penciptaan manusia, malaikat yang terbuat dari cahaya,
bersujud pada nabi Adam yang hanya terbuat dari tanah? Bukankah cahaya lebih
mulia dari tanah?
Dalam
diri manusia yang telah disempurnakan Allah sebagai manusia sejati (insan
kamil) terdapat secuil unsur yang sangat mulia yaitu yang dibahaskan dalam
Al-Qur’an sebagai ‘Ruhul Quds’. Ruhul Quds bukanlah malaikat Jibril a.s, melainkan
disebut Ruhul Amin. Ruh-Nya atau Ruhul Quds ini bukan dalam pengertian bahwa
Allah memiliki ruh yang menghidupkan-Nya seperti kita. Ruh ini merupakan
ciptaan-Nya, sebagaimana ruh yang menjadikan diri kita hidup sekarang.
Ketika
Allah berkehendak untuk memperlengkapi diri seorang manusia dengan Ruh Al-Quds,
maka inilah yang menyebabkan manusia dikatakan lebih mulia dari makhluk manapun
juga.
Perhatikan
juga kata Ruh-Ku dalam ayat 38:72, yang ditiupkan pada diri Adam saat
penciptaanya.
“Maka apabila telah kusempurnakan
kejadiannya dan kutiupkan kepadanya Ruh-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan
sujud kepadanya “. (Q.S.
Shad :72).
Jadi
kurang tepat jika kita mengatakan dengan terlalu mudah bahwa manuisa, atau kita
adalah makhluk yang paling mulia di alam semesta. Manusia baru menjadi makhluk
yang paling mulia jika telah diperangkati Allah dengan ‘unsur’ ini. Jika belum
diperangkati dengan unsur ini, bahkan kedudukan manusia bisa lebih rendah dari
hewan ternak (lihat Q.S Al-Furqan :44).
Disini
dikatakan bahwa manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang pernah
diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimilki oleh manusia merupakan
suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah dengan memepergunakan
bermacam-macam istilah, seperti Turab, Thien, Shal-shal, dan sualalah.
Manusia
merupakan makhluk yang paling mulia yang berbeda dari makhluk-makhluk yang
lain. Manusia berbeda dengan binatang. Binatang hanya dibekali dengan insting,
sedangkan manusia mempunyai akal fikiran, perasaan (Qolbu) dan bentuk fisiknya
yang sangat sempurna. Manusia juga berbeda dengan tumbuhan, malaikat, iblis dan
makhluk lainnya.
“Dan sesungguhnya telah kami
muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratn dan dilautan, kami beri
mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan
yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan”. (Q.S Al Isra’: 70)
Ayat
Al-Qur’an diatas menerangkan dengan jelas bahwasannya manusia adalah makhluk
Tuhan yang diciptakan dengan kelebihan yang sempurna. Ayat diatas adalah bukti
nyata bahwa manusia adalah makhluk sempurna (tidak ada keraguan atas Firman
Allah SWT). Untuk melihat kesempurnaan diri kita, cobalah untuk bercermin.
Lihatlah betapa sempurnanya diri kita dari ujung kaki sampai ujung rambut.
Sebagai contoh sederhana, amatilah begitu sempurnanya Bulu Mata kita. Bentuk,
panjang, dan posisinya begitu proporsional dan sempurna (coba bayangkan bulu
mata kita tumbuh lebih lebat dari rambut.. pastii mengerikan)
Dalam
pandangan islam, manusia selalu dikaitkan dengan kisah tersendiri. Menurut
Al-Qur’an manusia lebih luhur dari apa yang didefinisikan oleh kata-kata
tersebut. Dalam Al-Qur’an manusia
disebut sebagai makhluk yang amat terpuji dan disebut pula sebagai makhluk yang
amat tercela. Hal itu ditegaskan dalam berbagai ayat, bahkan ada pula yang
ditegaskan dalam satu ayat, akan tetapi itu tidak berarti manusia dipuji dan
dicela dalam waktu yang bersamaan. Iti terdapat dalam (Q.S Al-A’raaf :179).
Maka
dari itu, Fitrah kita sendirilah yang harus menjadi tujuan hidup
kita. Dengan kembali ke fitrah kita, maka kita akan diberi hak kita
yaitu menjadi Makhluk Allah SWT yang paling sempurna. Kesempurnaan manusia sebagai makhluk
Allah SWT tidak dilihat dari segi fisik (kecantikan ataupun ketampanan
seseorang), tapi sempurna dimata Allah SWT adalah siapa yang paling bertaqwa
diantara mereka semua. Allah berfirman dalam (Q.S Al-Hujurat :
Assalaamualaikum... Comey nye gambar...
BalasHapuskok qs.al hujurat ayat berapa nggak terlihat ya min?
BalasHapus